yprsulteng.com

Kamis, 12 April 2012

REKLAMASI TELUK PALU


Masyarakat dan LSM Tetap Menolak

 PALU- Mayarakat dan  sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tetap menolak upaya reklamasi pantai teluk palu yang direncanakan Pemerintah Kota Palu. coordinator, koalisi anti reklamais teluk palu, Dedi Irawan, kepada media alkhairaat Rabu(11/4) mengatakan, meski pihak pemkot mengklaim bahwa masyarakat setuju, namun pihaknya menemukan maish banyaka kelompok masyarakat yang menolak.

“namun pemkot telah melakukan upaya untuk membujuk msyarakat melalui melalui tingkat pemerintah kelurahan. Tapi beluk semua sepakat. Kami bersama dalam koalisi ini terus melakukan upaya melalui diskusi-diskusi dengan masyarkat yang berada disekitar teluk Palu. mereka tetap menolak” jelas Dedi, yang juga Direktur Yayasan Pendidikan Rakyat sulteng.

Mengapa upaya penolakan harus dilakukan kata Dedi, sebab banyak fakta-fakta yang menunjukan bahwa reklamais akan berdampak buruk terhadap lingkungan.


Beberapa diantara kata dia, akan terjadi abrasi, sendimentasi yang tinggi disungai dan banjir bandang.
“Logika sederhananya begini, coba kita tamping air disebuah wadah, kemudian dibeberapa bagian kita beritimbunan, maka yang akan terjadi adalah luapan. Nah yang namanya air, pasti akan mencari tempat yang paling rendah,” katanya.

Menurutnya, rencana reklamasi ini tidak dapat dilakukan. Bukan hanya wilayah daratan yang terancam, namun juga ekosistem laut saat ini kata dia, ada sekitar 18 bagan tancap nelayan yang terancam jika reklamaisi dilakukan. Biota laut akan berkurang karena tempat hidupnya diganggu, kemudian wilayah tangkap masyarakat nelayan akan lebih jauh.

Dari informasi yang mereka himpun kata Dedi, pihak pemkot berencana akan membangun pusat perbelanjaan modern disekitar pantai teluk palu, tepatnya diwilayah Taman Ria. Rencana itu kata dia, akan menciptakan kesenjangan ditengah masyarakat, khususnya nelayan yang bermukim disekitar wilayah pantai.

“kalau tidak salah saya nama Mall itu rencananya Golden Paradies. Ini ide gila yang sengaja di import untuk memingggirkan masyarakat, menciptakan persaingan yang tidak sehat. Mestinya Pemkot, mengetahui apa yang menjadikebutuhan masyarakat setempat. Bukan malah membangun pusat perbelanjaan semacam itu, yang nyata-nyata bukan menjadi kebutuhan masyarakt,” tambahnya. (SAHRIL)

Sumber : Media Alkhiraat   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar