yprsulteng.com

Kamis, 12 April 2012

REKLAMASI TELUK PALU


Masyarakat dan LSM Tetap Menolak

 PALU- Mayarakat dan  sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tetap menolak upaya reklamasi pantai teluk palu yang direncanakan Pemerintah Kota Palu. coordinator, koalisi anti reklamais teluk palu, Dedi Irawan, kepada media alkhairaat Rabu(11/4) mengatakan, meski pihak pemkot mengklaim bahwa masyarakat setuju, namun pihaknya menemukan maish banyaka kelompok masyarakat yang menolak.

“namun pemkot telah melakukan upaya untuk membujuk msyarakat melalui melalui tingkat pemerintah kelurahan. Tapi beluk semua sepakat. Kami bersama dalam koalisi ini terus melakukan upaya melalui diskusi-diskusi dengan masyarkat yang berada disekitar teluk Palu. mereka tetap menolak” jelas Dedi, yang juga Direktur Yayasan Pendidikan Rakyat sulteng.

Mengapa upaya penolakan harus dilakukan kata Dedi, sebab banyak fakta-fakta yang menunjukan bahwa reklamais akan berdampak buruk terhadap lingkungan.


Konflik Kurans Anggaran Lebih Rp 1 Milyar

Palu- Pemkot palu telah mengeluarkan anggaran lebih Rp 1 milyar. Untuk membiyayai penanganan bentrok antar warga di kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka. Anggaran sebesar itu digelontarkan kurun empat bulan terakhir.

Demikian dikatakan Asisten II/Perekonomian dan pembnagunan Setdakot Palu, Ansyar Sutiadi, kepada media ini, rabu kemarin.


5 Rumah dan 2 Motor Dibakar Dalam Bentrok Warga di Palu


5 Rumah dan 2 Motor Dibakar Dalam Bentrok Warga di Palu - Bentrok antardua kelompok bertetangga terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Akibat bentrok tersebut, lima rumah dan dua motor hangus dibakar massa.

Warga Kelurahan Nunu, Palu Barat, dan Kelurahan Tavanjuka, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, perang batu dan saling panah di perbatasan wilayah, Rabu (4/4/2012), sekitar pukul 05.35  Wita. Kedua kelurahan ini bersebelahan.

Belum diketahui siapa yang memulainya, namun kedua kubu yang selama ini bertikai saling serang dengan menggunakan batu dan senjata rakitan. Arus lalu lintas yang menghubungkan kedua wilayah itu ikut lumpuh.

“Saya memilih tinggal di rumah orangtua untuk sementara dan meninggalkan rumah di Nunu. Khawatir kalau tiba-tiba bentrok lagi, apalagi kalau sudah malam,” kata Jumiati (32), warga Jalan Jati, Kelurahan Nunu, yang mengungsi ke Jalan Merpati, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Palu Selatan.

Suasana semakin memanas dan tak terkendali. Lima rumah warga yang terletak di Kelurahan Nunu habis terbakar. Pemilik rumah tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa lari untuk menyelamatkan diri. Tak hanya rumah, sedikitnya dua unit sepeda motor warga juga habis terbakar.

Meski tidak menelan korban jiwa, belasan warga dari kedua pihak mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu dan terkena anak busur.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, diduga bentrokan ini dipicu ulah sejumlah 30  orang bertopeng yang membakar rumah salah satu warga Kelurahan Tavanjuka. Warga dua kelurahan saling tuding dan bentrokan pun pecah.

Polisi mengerahkan ratusan personel dan kendaraan taktis ke lokasi. Tembakan gas air mata membuat warga kocar-kacir dan menghentikan bentrok.

Selain menembakkan gas air mata, mobil barikade Brimob Polda Sulteng juga dikerahkan menghalau kedua warga agar mundur di wilayahnya masing-masing. Hingga kini, aparat kepolisian masih berjaga di lokasi untuk menghindari bentrok susulan. Personel TNI juga ikut membantu dengan membarikade perbatasan dua kelurahan tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, ratusan petugas disiagakan di perbatasan kedua wilayah bertetangga ini. Rencananya siang ini Tim Identifikasi Polda Sulawesi Tengah akan melakukan olah TKP. Polisi juga masih menyelidiki motif di balik bentrokan ini.