yprsulteng.com

Rabu, 25 Mei 2011

PASKA PENEMBAKAN, PENJAGAAN DIPERKETAT

Rabu, 25 Mei 2011 

Palu (25/5) -  Paska penembakan tiga orang anggota Pengamanan Obyek Vital (Pamobvit) Polda Sulteng di depan kantor cabang BCA Palu, penjagaan di beberapa wilayah diperketat. Aparat melakukan pemeriksaan dibeberapa jalur keluar kota Palu. Dari pantauan berita palu.com, pemeriksaan dilakukan diruas jalur menuju luar kota Palu. Seperti didepan Markas Polsek Palu Timur kelurahan Talise kecamatan Palu Timur. Selain itu juga dilakukan razia di jalur menuju arah kabupaten Sigi tepatnya di Jalan Towua Palu Selatan.   

Aparat kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap semua pengguna kendaraan bermotor yang melintasi jalur tersebut. Menurut Wakil Kepala Polisi Daerah Sulawesi Tengah Komisaris Besar Polisi Ari Dono Sukmanto Upaya ini dilakukan untuk menutup akses keluar dari pelaku penembakan. 

DUA ANGGOTA POLISI TEWAS DITEMBAK DEPAN BCA PALU

Rabu, 25 Mei 2011

Palu(25/5) Tiga anggota Polisi dari Pengamanan Obyek Vital (Pam obvit) Polda Sulteng tertembak oleh sekelompok orang tak dikenal di pos penjagaan Bank Central Asia Cabang Palu jalan Emi Saelan Tatura Palu Selatan Kota Palu. Dua orang diantaranya meninggal Dunia dilokasi kejadian. Sedangkan satu korban lainnya menderita luka tembak dibagian paha. 

Dua anggota polisi yang meninggal dunia bernama Bripda Januar Yudhistira dan Bripda Andi Prawiryo, sedangkan yang mengalami luka tembak adalah Bripda Dedi Edward yang saat ini masih mengalami perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Bayangkara Palu.


Sabtu, 21 Mei 2011

Penolakan masyarakat dan NGO Lokal Terhadap rencana Penambangan Emas di Tahura Poboya Paneki

Rencana perusahaan tambang PT. CPM (Citra Palu Minerals) menginvasi Taman Hutan Raya (Tahura) Poboya, menghadapi tentangan keras dari masyarakat dan ornop lokal. Terakhir ini, empat ornop dan dua lembaga adat lokal mengeluarkan edaran Lembar Fakta, yang berisi informasi lengkap soal ketidaksetujuan mereka terhadap rencana konversi lahan di Tahura Poboya. Keempat ornop itu masing-masingnya: SPRA (Solidaritas Pembaruan Reformasi Agraria), YMP (Yayasan Merah Putih), Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulteng, dan Yayasan Tanah Merdeka (YTM). Mereka adalah organisasi non pemerintah yang berbasis di Kota Palu. Sementara dua lembaga adat adalah Masyarakat Adat Poboya dan Masyarakat Vattutela.

Jumat, 20 Mei 2011

Terkait Implementasi REDD+ 2012

FPIC dan Safeguard Harus Diterapkan
Muh. Taufan (deadlineinteraktif.com)
Palu, (Sulteng) - Implementasi program pengurangan pelepasan emisi karbon ke udara melalui pencegahan perubahan fungsi kawasan hutan dan penurunan kwalitas hutan, atau dalam istilah popularnya disebut Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD) pada tahun 2012 nanti, harus diawali dengan prinsip persetujuan tanpa paksaan atas dasar informasi awal atau Free Prior and Informed Consent (FPIC) dengan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.

Hal ini dipaparkan langsung dalam konfrensi pers, Selasa (10/5) di sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu Jalan Rajawali 28, oleh Muslimun selaku anggota pokja pantau Redd Sulteng, dan Koordinator pokja pantau Redd Sulteng Supardi Lasaming.

Rabu, 18 Mei 2011

PEREMPUAN HARUS TERLIBAT DALAM KEPUTUSAN IMPLEMENTASI REDD+

Selasa, 17 mei 2011
PALU (17/5) - Posisi perempuan di tengah masyarakat tak bisa lagi disepelekan. Keberadaan mereka menjadi penentu atas sebuah keputusan besar, sudah menjadi keniscayaan. Dalam konteks Implementasi program pengurangan pelepasan emisi karbon CO2 ke udara melalui pencegahan perubahan fungsi kawasan hutan dan penurunan kwalitas hutan, atau dalam istilah popularnya disebut Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD) pada tahun 2012 nanti, posisi perempuan tak bisa ditawar-tawar. 
Hal tersebut dikatakan Anggota Pokja Pantau REDD Sulteng, Mutmainah Korona, saat diskusi dalam media briefing dengan sejumlah wartawan di Palu, Selasa (16/5).

" Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan adalah sesuatu yang wajib dilakukan " tegas Mutmainah.  Menurutnya, hal itu penting sebab kaitan antara hutan dan perempuan sangat erat. Dalam konteks REDD, sangat jelas bisa dipetakan. Orientasi program yang diprakarsasi negara maju ini adalah hutan, yakni bagaimana hutan bisa dijaga, bisa menyerap emisi dan menyimpannya di pohon (kayu) sehingga pembuangan gas rumah kaca ke udara menjadi berkurang. 

Sabtu, 14 Mei 2011

LAGI ANTRI, SPBU JUAL PREMIUM BERSUBSIDI KE JERIGEN DAN MOBIL MEWAH

Rabu, 11 Mei 2011 14:47

PALU (11/05) - Para pengendara sepeda motor dan mobil terpaksa mengantri di sejumlah di Kota Palu lantaran stok premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) habis. Di salah satu SPBU, Rabu siang, sempat dipergoki operator mengisi premium bersubsidi ke jeringen dan sejumlah mobil mewah.
Di SPBU Jalan Kartini, terlihat pra pengendara sepeda motor terpaksa berdesak-desakan untuk mendapat giliran mengisi tangki kendaraan. Antrian juga terlihat untuk jenis mobil.

Sayangnya, di tengah-tengah antrian pengisian premium bersubsidi, terlihat pula ada kendaraan mewah dengan mesin berkapasitas di atas 2000 CC. Bahkan ada mobil berkapasitas mesin 3000 CC, ikut mengisi premium. Sedangkan di pompa Pertamaks, justru sepi. Padahal di SPBU tersebut sudah terpasang spanduk peringatan untuk premium bersubsidi hanya kalangan tidak mampu
Menurut pengawas SPBU Kartini, kondisi ini sudah berlangsung dua hari. Dia juga tidak tahu kenapa sampai pasokan terlambat sampai ke SPBU. ''Pasokan telat sampai ke SPBU. Akibatnya, SPBU kewalahan mengisi kendaraan konsumen,'' ujar Budi, pengawas di SPBU Kartini.
Sedangkan masih adanya mobil mewah yang enggan mengisi di pompa Pertamaks, menurut Budi, mereka beralasan karena selama ini mesin kendaraan mereka sudah menggunakan premium. Sehingga setiap mengisi tetap mengisi premium.
.
Begitupula dengan warga yang hendak mengisi jerigen, sempat dipergoki beberapa jerigen sedang diisi oleh operator. Namun saat wartawan meliput, barulah petugas melarang. Bahkan melarang kameraman televisi untuk merekam saat operator mengisi premium bersubsidi ke jerigen.

Karena sempat terekam, akhirnya pengawas SPBU turun tangan langsung dan mengusir sejumlah warga yang membawa jerigen. ''Dilarang mengisi jerigen di sini. Pulang saja,'' ujar pengawas berulang kali. Kemudian sejumlah warga yang membawa jerigen pun meninggalkan SPBU.
Untuk premium dijual Rp4.500 perliter dan Pertamaks Rp10.150/liter. (bp009)

Sumber : http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1297:lagi-antri-spbu-jual-premium-bersubsidi-ke-jerigen-dan-mobil-mewah&catid=46:ekonomi&Itemid=130

40 RUMAH DI DESA SALUA TERKENA BANJIR

PALU,(14/3) – Sebanyak 40 rumah terkena dampak banjir bandang, 14 rumah diantaranya rumah rusak terendam lumpur dan 1 rumah rata dengan tanah terbawa arus di Desa Salua, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Peristiwa yang terjadi pada Minggu (13/4) malam tersebut juga merusak jaringan pipa air bersih, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.Hingga Senin sore masyarakat korban setempat masih mengungsi di rumah keluarga terdekat.

Menurut pengakuan warga, banjir datang sekitar pukul 20.00 WITA saat sebagian warga sudah istirahat.
Rasyid, salah seorang korban yang rumahnya hancur menceritakan, pada Minggu sore hujan deras disertai angin kencang mengguyur desa itu dan sekitarnya. Warga tidak menyangka jika banjir datang dan merusak rumah mereka."Tiba-tiba air muncul dan menghantam rumah-rumah di sini," kata Rasyid, Senin sore.

Dia mengatakan air meluap melalui bekas sungai yang sudah lama tidak lagi dilalui air. Sebagian rumah penduduk di bangun di bekas sungai tersebut. Umumnya rumah warga di lokasi kejadian terbuat dari papan namun berlantai semen. Korban yang rumahnya rusak parah, saat ini sedang mengungsi di rumah keluarga terdekat.

Kades Salua, Yance Pogeleng mengatakan, pemerintah provinsi melalui Dinas Sosial telah menurunkan bantuan berupa pakaian dan makanan seperti mie instan."Masyarakat sekarang ini butuh air bersih karena jaringan pipa rusak," kata Yance.
Ia juga mengatakan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta karena terdapat pula tanaman seperti kakao rusak terkena dampak banjir,(bp003)

Sumber : http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1158:40-rumah-di-desa-salua-terkena-banjir&catid=45:sigi&Itemid=157

MANTAN KADIS KIMTAWIL DONGGALA DITAHAN

DONGGALA,(15/3) - Mantan Kepala Dinas Permukiman dan Penataan Wilayah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Andi Sose ditahan oleh tim penyidik Kejaksaan Negeri Donggala, Senin sore, setelah diperiksa hampir 6 jam.

"Penahanan ini dilakukan agar tersangka tidak melarikan diri atau menghilangkan barang bukti," kata Kepala Kejaksaan Negeri Donggala Agoes Sunanto Prasetyo di ruang kerjanya, Senin.
Andi Sose yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Narkoba Kabupaten Donggala ini diduga melakukan penggelapan pajak sebesar Rp. 3 miliar.

Penahanan Andi Sose adalah pengembangan kasus dengan terpidana Muhammad safar Pembantu Bendahara Dinas Kimtawil Donggala yang telah divonis bersalah oleh Mahkamah Agung dan dihukum 15 tahun penjara pada akhir 2010. Andi Sose diduga mempengaruhi anak buahnya untuk bertindak menyalahi aturan.
Selain itu, Andi Sose diduga juga menyalahgunakan jabatannya ketika dana pembangunan fisik sebesar Rp. 29 miliar disimpan ke rekening dinas yang dipimpinnya. Seharusnya dana tersebut langsung dikucurkan ke rekening sejumlah rekanan yang telah ditunjuk untuk melaksanakan proses pekerjaan.

"Itu telah menyalahi aturan, indikasinya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain," ujar Agoes.
Setelah menjalani pemeriksaan diruangan Pidsus Kejari Donggala sampai pukul 16.00 WITA, Andi Sose akhirnya digiring ke dalam mobil tahanan.

Saat ditanya wartawan menuju mobil tahanan, Andi Sose enggan memberikan komentar, ia hanya terus berjalan didampingi oleh Pengacara dan petugas keamanan menuju mobil tahanan.(BP001/BP003)

Sumber : http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1161:mantan-kadis-kimtawil-donggala-ditahan&catid=35:donggala&Itemid=124

Senin, 09 Mei 2011

40 RUMAH DI DESA SALUA TERKENA BANJIR

Senin, 14 Maret 2011
 
PALU,(14/3) – Sebanyak 40 rumah terkena dampak banjir bandang, 14 rumah diantaranya rumah rusak terendam lumpur dan 1 rumah rata dengan tanah terbawa arus di Desa Salua, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.  Peristiwa yang terjadi pada Minggu (13/4) malam tersebut juga merusak jaringan pipa air bersih, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.Hingga Senin sore masyarakat korban setempat masih mengungsi di rumah keluarga terdekat.

Menurut pengakuan warga, banjir datang sekitar pukul 20.00 WITA saat sebagian warga sudah istirahat.
Rasyid, salah seorang korban yang rumahnya hancur menceritakan, pada Minggu sore hujan deras disertai angin kencang mengguyur desa itu dan sekitarnya. Warga tidak menyangka jika banjir datang dan merusak rumah mereka."Tiba-tiba air muncul dan menghantam rumah-rumah di sini," kata Rasyid, Senin sore.

Dia mengatakan air meluap melalui bekas sungai yang sudah lama tidak lagi dilalui air. Sebagian rumah penduduk di bangun di bekas sungai tersebut. Umumnya rumah warga di lokasi kejadian terbuat dari papan namun berlantai semen. Korban yang rumahnya rusak parah, saat ini sedang mengungsi di rumah keluarga terdekat. 

Kades Salua, Yance Pogeleng mengatakan, pemerintah provinsi melalui Dinas Sosial telah menurunkan bantuan berupa pakaian dan makanan seperti mie instan."Masyarakat sekarang ini butuh air bersih karena jaringan pipa rusak," kata Yance.
Ia juga mengatakan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta karena terdapat pula tanaman seperti kakao rusak terkena dampak banjir,(bp003)

Sumber : http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1158:40-rumah-di-desa-salua-terkena-banjir&catid=45:sigi&Itemid=157

RATUSAN WARGA BENTROK

Senin, 09 Mei 2011
 
PALU,(9/5) - Ratusan warga dari berbagai kelurahan dan desa di perbatasan Kota Palu dengan Kabupaten Donggala, Senin dini hari  terlibat bentrokan. Membuat Kepolisian dari dua wilayah itu sempat kewalahan menangani bentrokan tersebut. Dalam suasana yang gelap gulita warga dari Kelurahan Baiya, Kelurahan Kayumalue dan Kelurahan Pantoloan Kota Palu terlibat aksi saling melempar batu dengan ratusan warga dari Desa Wani satu dan dua. 
Aksi saling lempar batu itu berlangsung berjam-jam lamanya. Sementara petugas kepolisian hanya beberapa personil saja, aksi lempar terus terjadi sekalipun pihak kepolisian telah memberikan tembakan peringatan ke udara.

Bentrokan antar warga bertetangga kampung  diduga dipicu oleh peristiwa malam sebelumnya, saat itu aksi saling serang juga sempat terjadi. Namun bisa cepat ditangani oleh kepolisian.
Melihat situasi makin memanas pihak kepolisian meningkatkan kekuatan untuk memaksa warga agar bubar.Bentrokan tersebut menyebabkan warga terkena pukulan dan lemparan batu bahkan petugas kepolisian pun tidak luput terkena lemparan batu dari dua kelompok yang bertikai. 

Bentrokan antar warga itu pun baru bisa dikuasai petugas kepolisian hingga menjelang subuh, setelah ratusan polisi membubarkan dua kelompok warga dengan cara memblokir jembatan yang menjadi arena pertempuran.(bp013/bp003)

Sumber : http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1294:ratusan-warga-bentrok&catid=34:palu&Itemid=126