yprsulteng.com

Sabtu, 19 Februari 2011

KEBUN SAWIT SEBABKAN DEGRADASI LINGKUNGAN


Jumat, 18 Pebruari 2011 12:30 

PALU, 18/2 - Perkebunan sawit di Indonesia menyebabkan degradasi lingkungan. Menurut data terbaru Sawit Watch, setiap tahun ada 260 ribu hektar hutan yang dikonversi menjadi perkebunan sawit. Sementara khusus untuk lahan gambut, setiap tahunnya ada 100 ribu hektar yang dijadikan perkebunan sawit.

Kepala Divisi Kampanye Sawit Watch, Jefri Gideon Saragih, mengatakan, Indonesia memiliki lahan gambut terluas ke 2 di dunia, yakni 7,3–9,7 juta hektar. Sementara jika dibandingkan dengan produktivitasnya, kata Jefri sangat berbanding terbalik. Dengan luasan lahan sekitar 9,4 juta hektar di seluruh Indonesia, prodiktivitasnya hanya sebesar 21,3 juta pon Crude Palm Oil (CPO) per tahun.

Kalau dilihat sumbangsi perkebunan sawit ke Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), hanya sebesar 9,12 milyar USD, atau 10 persen dari total APBN 2010.“Intinya, sawit itu cenderung merusak lingkungan. Kita ketinggalan jauh dari Malaysia, mereka punya luas perkebunannya hanya 4,9 juta hektar, tapi produktivitasnya mencapai 17,8 ton CPO per tahun,” katanya.

Mestinya kata Jefri, 1 orang pekerja di perkebunan menangani 0,7 hektar per hari. Namun kenyataannya, rata-rata di Indonesia 1 orang orang bisa mengerjakan hingga 4,5 hektar per hari. Selain itu, kata Jefri sawit adalah tumbuhan yang sangat membutuhkan air paling banyak. 

Meski masih diperdebatkan, kata dia riset yang dilakukan di Sumatera Selatan (Sumsel) tahun lalu menyebutkan, bahwa untuk 1 pohon sawit membutuhkan 8-10 liter air per hari. Rata-rata keberadaan perkebunan sawit selalu di area tangkapan air atau water catchment area. Akibatnya, terjadi penggundulan hutan di beberapa daerah untuk perkebunan sawit. Dan wilayah perkebunan mengancam kekeringan di sungai-sungai, dan jika musim hujan tiba, ancaman banjir selalu mengintai.

Untuk beberapa daerah yang mempunyai perkebunan sawit skala besar, juga terjadi konflik lahan. Seringkali wilayah ulayat menjadi sasaran bagi perkebunan. Dari catatan yang ada, Jefri  mengatakan setiap tahunnya ada 100 ribu hektar tanah yang dirampas.

“Tahun lalu, warga yang ditangkap karena sengketa lahan sebanyak 202 orang, dua di antaranya ditembak dan 1 meninggal. Ini kasus di Sumsel,” katanya. (bp020/bp003)

Sumber :http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1067:kebun-sawit-sebabkan-degradasi-lingkungan&catid=34:palu&Itemid=126


Tidak ada komentar:

Posting Komentar