yprsulteng.com

Senin, 14 Februari 2011

Polisi Disebut Intimidasi Penambang


CPM Tetap Ditolak Masuk Poboya

Palu- Penolakan terhadap masuknya PT Citra Palu Mineral (CPM) di Kelurahan Poboya, palu timur sudah menjadi harga mati . penambang tidak mau lagi ada tawar menawar. Tokoh pemuda kelurahan poboya Herman Pandenjori menegaskan, sikap penolakan terhadap kegiatna eksploitasi yang akan dilakukan PT CPMdi wilayah poboya sudah bulat. Kalaupun ada negosiasi atau lobi yang dilakukan, pihakny berkomitmen untuk tetap pada sikap menolak. “ sekali lagi saya katakan, kami menolak CPM masuk lagi di poboya, itu sudah harga mati” tegas Herman, kemarin.

Ia menyebut adanya indikasi untuk mengintimidasi para penambang. Upaya intimidasi ini diduga dilakukan pejabat pemda dan aparat keamanan. Untuk itu, herman mengingatkan kepada baik CPM, pejabat Pemdan maupun Aparat Kepolisian untuk tidak lagi melakukan intimidasi terhadap masyarakat penambang.

“Intimidasi dan menakut-nakuti sekarang ini bukan masanya lagi. Yang kami lakukan sekarang ini adalah mempertahankan hak dan itu sudah menjadi tekat kami,”tegasnya lagi. Beberapa hari yang lalu berdasarkan informasi dari beberapa media massa, bahwa ada sejumlah penambang yang tertimbun longsor. Menurut Herman, informasinya tersebut tidak benar dan tidak sesuai fakta dilapangan.

“katanya, ada 6 orang yang tertimbun longsor, Itu tidak benar. Saya lihat isu itu sudah disetting oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan adanya tambang rakyat” ungkap herman. Hal senada di ungkapkan Arsit, salah seorang aktivis Barisan Pemuda Tara (BATARA). Menurut dia isu kecelakaan dilokasi tambang rakyat disetting oleh pihak-pihak yang pro pada pertambangan skala besar. Tujuannya jelas, melemahkan posisi tambang rakyat dan akhirnya tambang rakyat ditutup.

“Kami tetap pada sikap semula, menolak CPM taau perusahaan-perusahaan besar lain beraperasi di Poboya.” Tegas Arsit. Padahal kata dia, fakta mebuktikan, tambang rakyat telah menyediakan lapangan kerja dan menghidupi ribuan orang.(ars)   

Sumber : Radar Sulteng  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar